PAKAIAN PESTA
https://immanuelgarut.blogspot.com/2016/02/pakaian-pesta.html
Baca: Matius 22:1-14
Ia berkata kepadanya: Hai Saudara, bagaimana engkau masuk kemari tanpa mengenakan pakaian pesta? (Matius 22:12)
Ada saja kiat orang menjual program pelangsingan badan. Para gadis yang akan menikah menjadi target pasarnya. Bagi para gadis di acara TV itu sudah tersedia baju pengantin impian yang indah menawan, tetapi ukurannya lebih ramping daripada tubuh mereka. Maka, mereka harus menjalani program diet dan olahraga, supaya mereka bisa mengenakannya dengan nyaman dan penuh percaya diri. Hasilnya? Para gadis itu tampak ceria berseri mengenakannya di hari bahagia mereka.
Perumpamaan Perjamuan Kawin berbicara tentang karunia Allah yang memanggil semua orang untuk menerima keselamatan. Siapa saja diundang ke situ (ayat 9). Bukankah terasa janggal, jika ada orang yang tak mengenakan pakaian pesta lalu ditolak? Jelas kaum jalanan tidak mengenakan pakaian pesta. Namun, berbeda dari gadis calon pengantin yang harus mengusahakan sendiri pakaian pernikahannya, pakaian pesta ini sudah disediakan tuan rumah untuk para tamunya (Wahyu 19:8). Jika ia tetap tidak mengenakannya, pesta itu bukan untuknya (ayat 13). Pakaian ini menggambarkan kebenaran yang Tuhan sediakan bagi orang percaya.
Keselamatan dari Tuhan adalah undangan bagi semua orang. Ibarat pesta, keselamatan itu telah disediakan. Tak perlu kita upayakan. Tetapi, kita perlu mengenakan “pakaian pesta”—kita perlu belajar mengenakan perbuatan kebenaran sehingga kehidupan kita selaras dan pantas sesuai dengan identitas kita sebagai mempelai perempuan Kristus (Wahyu. 19:8; Kolose 3:8-10).
KESELAMATAN ADALAH ANUGERAH TUHAN.
HIDUP SEBAGAI ORANG YANG DISELAMATKAN ADALAH TANGGUNG JAWAB KITA.
HIDUP SEBAGAI ORANG YANG DISELAMATKAN ADALAH TANGGUNG JAWAB KITA.